Senin, 28 Maret 2011

IBD: analisa kasus bilqis



Pada tahun 2010 masyarakat Indonesia dikejutkan berita tentang anak kecil penderita Atresia Bilier yaitu suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal dan tidak berkembang. Penyakit tersebut menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati. Pada Atresia Bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu.

Seperti pada kasus bilqis, bayi berumur 17 bulain tersebut tubuhnya terlihat ringkih, perutnya membuncit dan matanya menguning. Sudah berkali-kali menjalani pengobatan namun keadaannya tak kunjung baik, ditambah ekonomi keluarganya yang pas-pasan memperburuk keadaan bilqis saat itu. Keterbatasan ekonomi keluarga menyebabkan pengobatan bilqis yang tidak maksimal. Hal tersebut membuat prihatin masyarakat Indonesia , banyak organisasi social dimasyarakat mempunyai ide untuk membangun dana untuk kesembuhan operasi bilqis dengan cara mengumpulkan koin acara pengumpulan koin ini disebut koin untuk bilqis. Penggalangan dana seperti ini dinilai cukup efektif karena belum lama penggalangan dana ini diselenggarakan dana sudah terkumpul sebanyak 1,3 milyar. Namun belum sempat Bilqis dioperasi, karena blm ada ginjal yang cocok dengannya, nyawa Bilqis tidak dapat tertolong, dan ibunda Bilqis memutuskan untuk menyumbangkan dana hasil dari koin untuk Bilqis untuk disumbangkan ke panti asuhan dan sang ibu juga saat ini aktif di acara kemanusian yang berkaitan dengan penyakit Atresia Bilier.

Dari kasus ini saya mengambil kesimpulan bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih sadar akan jiwa tolong menolongnya. Contohnya saat Bilqis harus segera menjalani operasi dan dana yang ada terbatas, masyarakat mencoba untuk membantu denagn cara penggalangn dana koin untuk Bilqis, dilihat dari hasil uang yang didapat sungguh menakjubkan dalam waktu yang singkat dana sudah mencapai ratusan juta rupiah. Ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sesungguhnya masih menjunjung tinggi jiwa social untuk menolong sesamanya yang sedang dalam kesulitan. Kemudian Keluarga Bilqis yang menyumbangkan dana tersebut kepada panti asuhan menunjukkan rasa terima kasih dari pihak keluarga kepada masyarakat Indonesia yang telah menyisihkan sebagian uangnya untuk kesembuhan Bilqis meskipun pada akhirnya nyawa Bilqis tak tertolong, dan dilihat dari sikap sang ibu yang ikut serta dalam kegiatan social yang berkaitan dengan penyakit Atresia Bilier, menunjukkna bahwa sang ibu ingin membantu penderita Atresia Bilier lainnya untuk sembuh.

Yang selalu saya harapkan yaitu agar rasa tolong menolong terhadap sesame tetap dipertahankan karena dengan rasa tolong menolong kesadaran masyarakat Indonesia untuk menghargai sesamanya akan lebih tinggi, dan pasti Indonesia akan lebih damai karena masyarakat akan saling menyayangi

0 komentar: